BLOGGER TEMPLATES Funny Pictures

Rabu, 16 Juli 2014

Bukan Maya, Tapi Nyata (Naskah Film)

Kali ini saya posting skenario film yang saya buat untuk lomba film saat kelas XI IPA 4. Masih amatiran sih, asal nulis aja, belum tau cara nulis skenario yang baik :3 Ceritanya mungkin aneh, tapi berkat kerja sama dari sutradara, kru, dan para pemain, film kelas kami berhasil menduduki peringkat 3 dari 9 kelas. Gak dapat juara sih, karena yang diambil juara cuma juara 1 dan 2. :hammer:

BUKAN MAYA, TAPI NYATA

Scene 1

Tempat:
Waktu            : Pagi Hari (jam 06.00)

Di pagi hari, sebelum berangkat sekolah, Chaca menyalakan komputernya
Chaca  : (terpaku di depan laptop sambil membuka situs facebook, lalu update status=>
“BUKAN MAYA, TAPI NYATA” )
Caca    : ( tanpa dialog )

Scene 2

Tempat: Kelas
Waktu            : Pagi Hari

            (Chaca duduk di pojok kelas sambil menulis sesuatu di diarynya.)

            Aku ingin hidup menjadi manusia seutuhnya..
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial..
Aku ingin seperti mereka..
Memiliki banyak teman di dekatnya…
Namun hidupku jauh dari semua itu..
Karna aku adalah seseorang yang terasing..
di kehidupan sosial, di dunia nyata ini..

            Bel istirahat pun berdering. Anak-anak berhamburan dari tempat duduknya. Kelas yang tadinya hening pun menjadi bising. Beberapa anak keluar kelas menuju ke kantin, ada juga yang tinggal di kelas untuk ngobrol-ngobrol dengan yang lain atau sekedar bermain gitar dan bernyanyi bersama.
            Sementara itu di sudut ruangan, Chaca hanya menatap mereka dengan tatapan sendu. Ia menutup diarynya lalu keluar kelas.
Ryan   : (mengendap-endap menuju bangku Chaca lalu mengambil buku diary Chaca yang ditinggal di laci meja kemudian membacanya diam-diam dan segera mengembalikannya)

Scene 3

Tempat: Di rumah Chaca
Waktu            : Siang Hari

            @ Kamar Chaca
            Siang hari sepulang sekolah, Chaca langsung merebahkan diri di kasur tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu. Dia buka laptopnya kemudian online lagi.
            Ibu       : Cha..makan dulu.. (membuka pintu kamar Chaca)
            Chaca  : Iya Bu, bentar. (masih menatap laptopnya)
            Ibu       : Ya udah, itu seragamnya diganti dulu lah.
            Chaca  : Iya, Bu.
            Ibu       : (keluar dari kamar Chaca)

            @Ruang Keluarga
Ayah   : (baru pulang kerja) Chaca mana Bu?
Ibu       : Itu, di kamar. Ckck Ibu heran akhir-akhir ini Chaca sibuk terus sama laptop dan hpnya. Tiap hari cuma ngurusin itu, sampai lupa makan juga. Ibu jadi khawatir sama dia. (muka gelisah)
Ayah   : Maklum lah, anak muda jaman sekarang kan lagi seneng-senengnya main di dunia maya. Biarin aja dia, biar bisa punya banyak teman.
Ibu       : Tapi Yah, Ibu takut kalo dia sampai terjerumus, apalagi ketemu orang gak bener! Ayah tau kan, sekarang ini banyak penculikan akibat dunia maya itu!
Ayah   : Iya, iya. Nanti Ayah bilangin.
Ibu       : (masuk kamar sambil membawa tas kerja Ayah)
Ayah   : (melongok ke dalam kamar Chaca tanpa berkata apa-apa sambil geleng-geleng kepala)
Chaca  : (masih asyik online sambil memasang headset)


Scene 4

Tempat: Di Kelas
Waktu            : Pagi Hari

Pagi yang cerah mengiringi anak-anak yang berdatangan ke ruang kelas satu per satu. Sedangkan Chaca sudah sedari tadi sedia di bangku pojoknya sambil mengotak-atik HPnya.
Anak 1 : Woy temen-temen, gimana rencana kita buat acara liburan besok? (berdiri di depan kelas)
Anak 2: Ke pantai aja!
Anak 3: Jangan, ombaknya gede!
Anak 4: Ya udah naik gunung aja!
Anak 3: Ah capek boo!
Anak 5: Mending ke Kebun binatang aja!
Anak 3: Hari gini ke kebun binatang??
Anak 2: Ah apa-apa protes mulu! (toyor anak 3)
Anak 1 : Udah, sekarang masing-masing anak maunya gimana? (Tanya ke semua anak satu per satu, kecuali Chaca)
Chaca yang merasa tak dianggappun membenamkan kepalanya di meja. Air matanya sedikit menetes karena menahan sakit hati. Chaca bangun lagi lalu mengambil buku diary dan mulai mencoret-coretnya.
            AKU TAK BUTUH KALIAN LAGI!
            KALIAN YANG TAK PERNAH MENGANGGAPKU!
            KALIAN YANG TAK PERNAH MELIHATKU ADA!
            KALIAN KIRA AKU APA?
AKU BUKAN PATUNG!
AKU BISA HIDUP TANPA KALIAN!
AKU TAK BUTUH KEPEDULIAN KALIAN!
KARNA AKU MASIH PUNYA MEREKA!
MEREKA YANG BISA MELIHAT DAN MENERIMAKU,
WALAUPUN TAK NYATA!

Chaca kembali menundukkan kepalanya. Kali ini dia mengeluarkan hpnya dan online lagi.
Sementara itu, Ryan memperhatikannya dengan tatapan prihatin.

Scene 5

Tempat: Di kamar Chaca
Waktu            : Malam Hari

Chaca  : (sibuk di depan laptop)
Ayah   : Cha, gak belajar? (masuk ke kamar Chaca)
Chaca  : Udah yah..
Ayah   : Kapan? Perasaan kamu dari tadi online terus.
Chaca  : Ya Chaa kan lagi ngobrol sama temen Chaca. Chaca juga pengen ngerasain punya banyak temen Yah..
Ayah   : Iya, Ayah tau. Tapi jangan berlebihan, sampai lupa waktu. Kalau kamu ingin punya banyak teman, harusnya kamu sering-sering bersosialisasi sama teman-teman sekolahmu dulu.
Chaca  : Iya, iyaa.. (menutup laptopnya, lalu mengambil buku pelajaran)
Ayah   : (keluar, menutup pintu kamar)

Scene 6

Tempat: Di kelas (berkali-kali)
Waktu            : Siang Hari

Tiap hari sikap Chaca semakin cuek terhadap teman-temannya. Hanya handphone lah sahabat sejatinya. Makin hari, teman-teman sekelasnya juga sudah tak menghiraukannya lagi. Mereka saling cuek.


Scene 7

Tempat: Di Warnet
Waktu            : Siang Hari

(Ryan mengotak-atik komputer –cuma keliatan tangannya- , hingga akhirnya berhasil membobol aku seseorang, akun Chaca)


Scene 8

Tempat: Di kelas
Waktu            : Pagi Hari

@ Depan Kelas
Chaca melangkahkan kakinya menuju kelas, pagi ini dia datang agak terlambat tak sepagi biasanya. Anak-anak sudah tiba di sekolah terlebih dahulu. Sebagian dari mereka duduk berjejer di depan kelas sambil mengobrol dan bermain gitar. Tapi sikap mereka berubah saat melihat Chaca. Mereka yang biasanya tak acuh berubah menjadi sinis, bahkan ada yang menyindirnya. Chaca pun bingung dengan sikap mereka, apa yang salah dengan dirinya?
Chaca masuk ke kelas dan tambah heran ketika melihat anak-anak yang di dalam kelas sedang bergerombol mengerumuni laptop. Beberapa dari mereka terkejut melihat kedatangan Chaca.
Chaca  meletakkan tas di bangkunya kemudian duduk. Ia mengambil HPnya untuk online. Betapa terkejutnya dia saat melihat profilnya penuh dengan kata-kata kotor yang tak pantas diumbar di jejaring sosial –sensor. Dia pun menghampiri gerombolan anak-anak yang mengerumuni laptop, ternyata benar mereka sedang melihat profil Chaca.
Anak 6: Eeh Chaca.. (kaget, mencoba menutupi laptopnya)
Chaca  : Aku udah tau. Tapi sumpah, bukan aku yang nulis itu semua! (muka merah menahan tangis)
Anak 7: Trus siapa?
Chaca  : Aku gak tau.. (menitikkan air mata)
Anak 6: Iya, kita percaya kamu gak bakalan nglakuin itu kok. Hmm tapi siapa ya?
Chaca  : Gak tau, gak ada orang lain yang tau passwordnya kecuali aku.
Anak 8: Ada yang ngehack akunmu Cha..
Chaca  : Tapi siapa? Kenapa tega banget sama aku? T-T
Anak” : (menggelengkan kepala)

Sementara itu..
Ryan   : (menguping dari bangkunya sambil berpura-pura membaca buku)

Anak 8: Udahlah Cha, gak usah terlalu dipikirin..
Chaca  : Tapi orang-orang ngira kalau semua itu aku sendiri yang nulis!
Anak 7: Tapi nyatanya bukan kamu kan? Udahlah, gak usah dipermasalahkan. Lagian itu juga Cuma di dunia maya kan?
Anak 6: Ya, jadikan ini sebagai pelajaran buat kamu kalo dunia maya itu gak selamanya baik. Internet bisa punya manfaat, bisa juga punya akibat buruk. Jadi kita emang harus selektif & pinter ngendaliin diri biar gak terjerumus ke hal yang gak baik.
Chaca  : Iya, sekarang aku ngerti. Selama ini aku emang udah dibutakan dunia maya. Aku hanya ngerasa gak dipeduliin lagi, tapi aku salah, aku melupakan kalian yang begitu care sama aku. Aku beruntung banget punya temen kayak kalian. Makasih ya, udah ngingetin aku.. (terharu)
Anak 8: Sama-sama Cha, kami seneng kalo kamu ngerti. Kami juga seneng kalo kamu mau sahabatan sama kami.
Anak 6: Iya, aku juga seneng kalo kamu mau bersosiallisasi sama kita-kita. Mulai sekarang tinggalin dunia maya, hiduplah di untuk nyata!
Chaca  : Iya, iya.. (tersenyum) Duniaku bukan dunia maya, tapi nyata...

Rian     : (melirik sambil tersenyum penuh arti)

*******************************************************************************
*Ini soundtrack filmnya. Teman sekelas saya yang jago musik yang nyiptain, sementara liriknya dari saya.

Bukan Maya, Tapi Nyata

Kucoba berpaling dari dunia
Beralih ke dunia lain
Hingga jiwa tertutup maya
Hidup pun tak tentu arah

Aku tau itu bukan duniaku
Dunia fatamorgana maya
Tak ada kedamaian meski banyak kesenangan
Namun bukan itu yang kubutuhkan

Aku hanya ingin jadi bagian mereka
Mereka yg benar-benar ada
Bukan maya, tapi nyata 

0 komentar: