Kali ini saya posting skenario film yang saya buat untuk lomba film saat kelas XI IPA 4. Masih amatiran sih, asal nulis aja, belum tau cara nulis skenario yang baik :3 Ceritanya mungkin aneh, tapi berkat kerja sama dari sutradara, kru, dan para pemain, film kelas kami berhasil menduduki peringkat 3 dari 9 kelas. Gak dapat juara sih, karena yang diambil juara cuma juara 1 dan 2. :hammer:
BUKAN MAYA, TAPI NYATA
Scene 1
Tempat:
Waktu :
Pagi Hari (jam 06.00)
Di pagi hari, sebelum berangkat
sekolah, Chaca menyalakan komputernya
Chaca :
(terpaku di depan laptop sambil membuka situs facebook, lalu update status=>
“BUKAN MAYA, TAPI NYATA” )
Caca :
( tanpa dialog )
Scene 2
Tempat: Kelas
Waktu :
Pagi Hari
(Chaca
duduk di pojok kelas sambil menulis sesuatu di diarynya.)
Aku ingin
hidup menjadi manusia seutuhnya..
Manusia sebagai
makhluk individu dan sosial..
Aku ingin seperti
mereka..
Memiliki banyak
teman di dekatnya…
Namun hidupku jauh dari semua itu..
Karna aku adalah seseorang yang terasing..
di kehidupan sosial, di dunia nyata ini..
Bel
istirahat pun berdering. Anak-anak berhamburan dari tempat duduknya. Kelas yang
tadinya hening pun menjadi bising. Beberapa anak keluar kelas menuju ke kantin,
ada juga yang tinggal di kelas untuk ngobrol-ngobrol dengan yang lain atau
sekedar bermain gitar dan bernyanyi bersama.
Sementara
itu di sudut ruangan, Chaca hanya menatap mereka dengan tatapan sendu. Ia
menutup diarynya lalu keluar kelas.
Ryan :
(mengendap-endap menuju bangku Chaca lalu mengambil buku diary Chaca yang
ditinggal di laci meja kemudian membacanya diam-diam dan segera
mengembalikannya)
Scene 3
Tempat: Di rumah Chaca
Waktu :
Siang Hari
@
Kamar Chaca
Siang
hari sepulang sekolah, Chaca langsung merebahkan diri di kasur tanpa mengganti
seragamnya terlebih dahulu. Dia buka laptopnya kemudian online lagi.
Ibu : Cha..makan dulu.. (membuka pintu kamar
Chaca)
Chaca : Iya Bu, bentar. (masih menatap laptopnya)
Ibu : Ya udah, itu seragamnya diganti dulu
lah.
Chaca : Iya, Bu.
Ibu : (keluar dari kamar Chaca)
@Ruang
Keluarga
Ayah :
(baru pulang kerja) Chaca mana Bu?
Ibu :
Itu, di kamar. Ckck Ibu heran akhir-akhir ini Chaca sibuk terus sama laptop dan
hpnya. Tiap hari cuma ngurusin itu, sampai lupa makan juga. Ibu jadi khawatir
sama dia. (muka gelisah)
Ayah :
Maklum lah, anak muda jaman sekarang kan lagi seneng-senengnya main di dunia
maya. Biarin aja dia, biar bisa punya banyak teman.
Ibu :
Tapi Yah, Ibu takut kalo dia sampai terjerumus, apalagi ketemu orang gak bener!
Ayah tau kan, sekarang ini banyak penculikan akibat dunia maya itu!
Ayah :
Iya, iya. Nanti Ayah bilangin.
Ibu :
(masuk kamar sambil membawa tas kerja Ayah)
Ayah :
(melongok ke dalam kamar Chaca tanpa berkata apa-apa sambil geleng-geleng
kepala)
Chaca :
(masih asyik online sambil memasang headset)
Scene 4
Tempat: Di Kelas
Waktu :
Pagi Hari
Pagi yang cerah mengiringi anak-anak
yang berdatangan ke ruang kelas satu per satu. Sedangkan Chaca sudah sedari
tadi sedia di bangku pojoknya sambil mengotak-atik HPnya.
Anak 1 : Woy temen-temen, gimana rencana kita buat acara liburan besok?
(berdiri di depan kelas)
Anak 2: Ke pantai aja!
Anak 3: Jangan, ombaknya gede!
Anak 4: Ya udah naik gunung aja!
Anak 3: Ah capek boo!
Anak 5: Mending ke Kebun binatang
aja!
Anak 3: Hari gini ke kebun binatang??
Anak 2: Ah apa-apa protes mulu!
(toyor anak 3)
Anak 1 : Udah, sekarang masing-masing anak maunya gimana? (Tanya ke semua
anak satu per satu, kecuali Chaca)
Chaca yang merasa tak dianggappun
membenamkan kepalanya di meja. Air matanya sedikit menetes karena menahan sakit
hati. Chaca bangun lagi lalu mengambil buku diary dan mulai mencoret-coretnya.
AKU
TAK BUTUH KALIAN LAGI!
KALIAN
YANG TAK PERNAH MENGANGGAPKU!
KALIAN
YANG TAK PERNAH MELIHATKU ADA!
KALIAN
KIRA AKU APA?
AKU BUKAN PATUNG!
AKU BISA HIDUP TANPA KALIAN!
AKU TAK BUTUH KEPEDULIAN KALIAN!
KARNA AKU MASIH PUNYA MEREKA!
MEREKA YANG BISA MELIHAT DAN
MENERIMAKU,
WALAUPUN TAK NYATA!
Chaca kembali menundukkan kepalanya.
Kali ini dia mengeluarkan hpnya dan online lagi.
Sementara itu, Ryan memperhatikannya
dengan tatapan prihatin.
Scene 5
Tempat: Di kamar Chaca
Waktu :
Malam Hari
Chaca :
(sibuk di depan laptop)
Ayah :
Cha, gak belajar? (masuk ke kamar Chaca)
Chaca :
Udah yah..
Ayah :
Kapan? Perasaan kamu dari tadi online terus.
Chaca :
Ya Chaa kan lagi ngobrol sama temen Chaca. Chaca juga pengen ngerasain punya
banyak temen Yah..
Ayah :
Iya, Ayah tau. Tapi jangan berlebihan, sampai lupa waktu. Kalau kamu ingin
punya banyak teman, harusnya kamu sering-sering bersosialisasi sama teman-teman
sekolahmu dulu.
Chaca :
Iya, iyaa.. (menutup laptopnya, lalu mengambil buku pelajaran)
Ayah :
(keluar, menutup pintu kamar)
Scene 6
Tempat: Di kelas (berkali-kali)
Waktu :
Siang Hari
Tiap hari sikap Chaca semakin cuek
terhadap teman-temannya. Hanya handphone lah sahabat sejatinya. Makin hari,
teman-teman sekelasnya juga sudah tak menghiraukannya lagi. Mereka saling cuek.
Scene 7
Tempat: Di Warnet
Waktu :
Siang Hari
(Ryan mengotak-atik komputer –cuma
keliatan tangannya- , hingga akhirnya berhasil membobol aku seseorang, akun
Chaca)
Scene 8
Tempat: Di kelas
Waktu :
Pagi Hari
@ Depan Kelas
Chaca melangkahkan kakinya menuju
kelas, pagi ini dia datang agak terlambat tak sepagi biasanya. Anak-anak sudah
tiba di sekolah terlebih dahulu. Sebagian dari mereka duduk berjejer di depan
kelas sambil mengobrol dan bermain gitar. Tapi sikap mereka berubah saat
melihat Chaca. Mereka yang biasanya tak acuh berubah menjadi sinis, bahkan ada
yang menyindirnya. Chaca pun bingung dengan sikap mereka, apa yang salah dengan
dirinya?
Chaca masuk ke kelas dan tambah heran
ketika melihat anak-anak yang di dalam kelas sedang bergerombol mengerumuni
laptop. Beberapa dari mereka terkejut melihat kedatangan Chaca.
Chaca meletakkan
tas di bangkunya kemudian duduk. Ia mengambil HPnya untuk online. Betapa
terkejutnya dia saat melihat profilnya penuh dengan kata-kata kotor yang tak
pantas diumbar di jejaring sosial –sensor. Dia pun menghampiri gerombolan
anak-anak yang mengerumuni laptop, ternyata benar mereka sedang melihat profil
Chaca.
Anak 6: Eeh Chaca.. (kaget, mencoba
menutupi laptopnya)
Chaca :
Aku udah tau. Tapi sumpah, bukan aku yang nulis itu semua! (muka merah menahan
tangis)
Anak 7: Trus siapa?
Chaca :
Aku gak tau.. (menitikkan air mata)
Anak 6: Iya, kita percaya kamu gak
bakalan nglakuin itu kok. Hmm tapi siapa ya?
Chaca :
Gak tau, gak ada orang lain yang tau passwordnya kecuali aku.
Anak 8: Ada yang ngehack akunmu Cha..
Chaca :
Tapi siapa? Kenapa tega banget sama aku? T-T
Anak” :
(menggelengkan kepala)
Sementara itu..
Ryan :
(menguping dari bangkunya sambil berpura-pura membaca buku)
Anak 8: Udahlah Cha, gak usah terlalu
dipikirin..
Chaca :
Tapi orang-orang ngira kalau semua itu aku sendiri yang nulis!
Anak 7: Tapi nyatanya bukan kamu kan?
Udahlah, gak usah dipermasalahkan. Lagian itu juga Cuma di dunia maya kan?
Anak 6: Ya, jadikan ini sebagai
pelajaran buat kamu kalo dunia maya itu gak selamanya baik. Internet bisa punya
manfaat, bisa juga punya akibat buruk. Jadi kita emang harus selektif &
pinter ngendaliin diri biar gak terjerumus ke hal yang gak baik.
Chaca :
Iya, sekarang aku ngerti. Selama ini aku emang udah dibutakan dunia maya. Aku
hanya ngerasa gak dipeduliin lagi, tapi aku salah, aku melupakan kalian yang
begitu care sama aku. Aku beruntung banget punya temen kayak kalian. Makasih
ya, udah ngingetin aku.. (terharu)
Anak 8: Sama-sama Cha, kami seneng
kalo kamu ngerti. Kami juga seneng kalo kamu mau sahabatan sama kami.
Anak 6: Iya, aku juga seneng kalo
kamu mau bersosiallisasi sama kita-kita. Mulai sekarang tinggalin dunia maya,
hiduplah di untuk nyata!
Chaca :
Iya, iya.. (tersenyum) Duniaku bukan dunia maya, tapi nyata...
Rian :
(melirik sambil tersenyum penuh arti)
*******************************************************************************
*Ini soundtrack filmnya. Teman sekelas saya yang jago musik yang nyiptain, sementara liriknya dari saya.
Kucoba berpaling dari dunia
Beralih ke dunia lain
Hingga jiwa tertutup maya
Hidup pun tak tentu arah
Aku tau itu bukan duniaku
Dunia fatamorgana maya
Tak ada kedamaian meski banyak kesenangan
Namun bukan itu yang kubutuhkan
Aku hanya ingin jadi bagian mereka
Mereka yg benar-benar ada
Beralih ke dunia lain
Hingga jiwa tertutup maya
Hidup pun tak tentu arah
Aku tau itu bukan duniaku
Dunia fatamorgana maya
Tak ada kedamaian meski banyak kesenangan
Namun bukan itu yang kubutuhkan
Aku hanya ingin jadi bagian mereka
Mereka yg benar-benar ada
Bukan maya, tapi nyata
0 komentar:
Posting Komentar