BLOGGER TEMPLATES Funny Pictures

Kamis, 07 Agustus 2014

Review Film : FRONT OF THE CLASS

Daripada mellow terus, sekali-sekali posting review film inspiratif; Front of the Class. Recomended banget buat anak muda yang lagi males-malesan (kayak saya :3) dan gampang menyerah. Semoga termotivasi. :) [Btw, sebenernya ini tugas MPF sih :hammer:] 
FRONT OF THE CLASS

            Brad Cohen, yang memiliki nama panggilan “Bobo”, merupakan anak yang dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Brad sering melakukan gerakan aneh seperti kedutan dan sering  mengeluarkan suara-suara aneh seperti gonggongan anjing yang mengganggu teman-temannya di kelas. Hal itu terjadi sejak usianya enam tahun. Ayahnya yang keras merasa kesal dan memaksa Brad untuk berhenti mengeluarkan suara-suara aneh tersebut, namun Brad tidak dapat menghentikannya. Setelah orang tuanya bercerai dan ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita lain, Ibu Brad mengurus Brad dan adiknya, Jeff, sendirian. Hal inilah yang membuat Brad sangat mencintai Ibunya.
Dengan kebesaran hati dan ketangguhannya, Ibu Brad mencoba meneliti apa yang sebenarnya diderita anaknya. Setelah membaca banyak buku medis, akhirnya dia tahu bahwa penyakit yang diderita Brad adalah “Tourette Syndrome”. Tourette Syndrome adalah gangguan neurologis di mana otak mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk mengeluarkan suara aneh tersebut, seperti bersin yang tak tertahankan. Penyakit tersebut tidak ada obatnya, namun Brad yakin bahwa dia akan baik-baik saja. Ibunya pernah membawa Brad ke sebuah kelompok orang-orang penderita Tourette Syndrome di mana orang-orang seperti Brad berkumpul menjadi satu dan seolah mengurung diri dari dunia luar, membiarkan diri mereka dikalahkan oleh Tourette Syndrome. Hal ini membuat Ibu Brad menyesal membawanya ke sana. Sejak saat itu Brad bertekad untuk menghadapi Tourette Syndrome-nya dan tidak akan membiarkannya menang. Brad ingin hidup seperti orang normal dan menggapai cita-citanya.
Perubahan besar pada hidup Brad terjadi pada saat dia berada di bangku SMP. Saat itu Brad dikeluarkan dari kelas karena terus mengeluarkan suara anehnya yang mengganggu jalannya pelajaran dan membuat gurunya kesal. Kepala sekolah, Mr. Myer, meminta Brad untuk menghadiri acara orkestra musik. Sepanjang acara, Brad mengeluarkan suara anehnya. Para penonton pun merasa terganggu. Setelah acara selesai, kepala sekolah meminta Brad maju untuk menjelaskan alasan dia terus mengeluarkan suara aneh. Brad menceritakan dengan jujur tentang Tourette Syndrome-nya. Dia hanya ingin diterima dan diperlakukan secara normal seperti orang lain. Semua orang yang menertawakannya pun terharu dan mulai memperlakukan Brad seperti yang lain. Sejak saat itu, Brad bertekad untuk menjadi seorang guru yang bisa mendidik, yang memungkinkan anak-anak didiknya belajar meskipun mereka berbeda. Brad pun sadar bahwa guru terbesarnya adalah Tourette Syndrome yang dia derita.
Menginjak dewasa, Brad mulai berjuang mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang pengajar di Atlanta. Puluhan sekolah dia datangi demi memperoleh pekerjaan sebagai guru. Beberapa wawancara pun dia jalani. Akan tetapi banyak yang meragukan kemampuannya mengajar karena Brad memiliki Tourette Syndrome dan dikhawatirkan hal itu akan mengganggu konsentrasi murid-muridnya dalam belajar. Ayah Brad yang juga tak yakin dengan kemampuan Brad pun memintanya untuk bekerja dengannya. Brad sempat frustasi, namun Ibunya terus memberi motivasi agar Brad tak kalah dengan Tourette Syndrome-nya.
Berkat keuletan, fokus, dan pantang menyerah, Brad akhirnya berhasil menemukan sekolah yang tepat baginya, yaitu Mountain View. Kepala sekolah dan staf guru terkesan dengan pribadi Brad dan alasannya ingin menjadi seorang guru. Dia diberi kesempatan untuk mengajar kelas dua. Brad begitu bersemangat menjalani hari-harinya sebagai seorang guru. Anak-anak didiknya pun antusias mengikuti pelajarannya. Sementara itu, kehidupan asmaranya pun berjalan manis. Melalui situs jodoh, Brad bertemu dengan Nancy, seorang gadis yang menerima Brad apa adanya dengan kekurangan yang dia miliki.
Waktu berlalu, kerja keras Brad membuahkan hasil yang menakjubkan. Brad mendapatkan penghargaan Sallie Mae sebagai “Guru Tahun Ini” di antara pendidik baru negara bagian Georgia. Dia telah membuktikan bahwa Tourette Syndrome bukan penghalang baginya untuk menggapai impiannya. Tourette Syndrome justru menjadi teman dan guru terbesarnya dalam hidup. Impian lain yang berhasil dia wujudkan adalah lulus master, menjadi homer (Atlanta Braves Mascot), dan menikah dengan Nancy. Sampai saat ini, Brad mengabdikan dirinya sebagai seorang guru dan tinggal di Atlanta.
Pesan moral yang terkandung dalam film Front of the Class antara lain:
·        Belajarlah dari kekurangan; belajar untuk terus maju, belajar untuk tidak membiarkan hal itu menghentikan langkah kita, dan belajar untuk tidak membiarkan kekurangan itu menang.
·   Jangan pernah membiarkan apapun menghentikan kita dalam mengejar impian kita dari bekerja, bermain, atau jatuh cinta.

JJJ



0 komentar: