Daripada mellow terus, sekali-sekali posting review film inspiratif; Front of the Class. Recomended banget buat anak muda yang lagi males-malesan (kayak saya :3) dan gampang menyerah. Semoga termotivasi. :) [Btw, sebenernya ini tugas MPF sih :hammer:]
FRONT
OF THE CLASS
Brad Cohen, yang memiliki nama
panggilan “Bobo”, merupakan anak yang dianggap aneh oleh orang-orang di
sekitarnya. Brad sering melakukan gerakan aneh seperti kedutan dan sering mengeluarkan suara-suara aneh seperti gonggongan
anjing yang mengganggu teman-temannya di kelas. Hal itu terjadi sejak usianya
enam tahun. Ayahnya yang keras merasa kesal dan memaksa Brad untuk berhenti
mengeluarkan suara-suara aneh tersebut, namun Brad tidak dapat menghentikannya.
Setelah orang tuanya bercerai dan ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan
wanita lain, Ibu Brad mengurus Brad dan adiknya, Jeff, sendirian. Hal inilah
yang membuat Brad sangat mencintai Ibunya.
Dengan
kebesaran hati dan ketangguhannya, Ibu Brad mencoba meneliti apa yang
sebenarnya diderita anaknya. Setelah membaca banyak buku medis, akhirnya dia
tahu bahwa penyakit yang diderita Brad adalah “Tourette Syndrome”. Tourette
Syndrome adalah gangguan neurologis di mana otak mengirimkan sinyal kepada
tubuh untuk mengeluarkan suara aneh tersebut, seperti bersin yang tak
tertahankan. Penyakit tersebut tidak ada obatnya, namun Brad yakin bahwa dia
akan baik-baik saja. Ibunya pernah membawa Brad ke sebuah kelompok orang-orang
penderita Tourette Syndrome di mana
orang-orang seperti Brad berkumpul menjadi satu dan seolah mengurung diri dari
dunia luar, membiarkan diri mereka dikalahkan oleh Tourette Syndrome. Hal ini membuat Ibu Brad menyesal membawanya ke
sana. Sejak saat itu Brad bertekad untuk menghadapi Tourette Syndrome-nya dan tidak akan membiarkannya menang. Brad
ingin hidup seperti orang normal dan menggapai cita-citanya.
Perubahan
besar pada hidup Brad terjadi pada saat dia berada di bangku SMP. Saat itu Brad
dikeluarkan dari kelas karena terus mengeluarkan suara anehnya yang mengganggu
jalannya pelajaran dan membuat gurunya kesal. Kepala sekolah, Mr. Myer, meminta
Brad untuk menghadiri acara orkestra musik. Sepanjang acara, Brad mengeluarkan
suara anehnya. Para penonton pun merasa terganggu. Setelah acara selesai,
kepala sekolah meminta Brad maju untuk menjelaskan alasan dia terus
mengeluarkan suara aneh. Brad menceritakan dengan jujur tentang Tourette Syndrome-nya. Dia hanya ingin
diterima dan diperlakukan secara normal seperti orang lain. Semua orang yang
menertawakannya pun terharu dan mulai memperlakukan Brad seperti yang lain.
Sejak saat itu, Brad bertekad untuk menjadi seorang guru yang bisa mendidik,
yang memungkinkan anak-anak didiknya belajar meskipun mereka berbeda. Brad pun
sadar bahwa guru terbesarnya adalah Tourette
Syndrome yang dia derita.
Menginjak
dewasa, Brad mulai berjuang mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang pengajar
di Atlanta. Puluhan sekolah dia datangi demi memperoleh pekerjaan sebagai guru.
Beberapa wawancara pun dia jalani. Akan tetapi banyak yang meragukan
kemampuannya mengajar karena Brad memiliki Tourette
Syndrome dan dikhawatirkan hal itu akan mengganggu konsentrasi
murid-muridnya dalam belajar. Ayah Brad yang juga tak yakin dengan kemampuan
Brad pun memintanya untuk bekerja dengannya. Brad sempat frustasi, namun Ibunya
terus memberi motivasi agar Brad tak kalah dengan Tourette Syndrome-nya.
Berkat
keuletan, fokus, dan pantang menyerah, Brad akhirnya berhasil menemukan sekolah
yang tepat baginya, yaitu Mountain View.
Kepala sekolah dan staf guru terkesan dengan pribadi Brad dan alasannya ingin
menjadi seorang guru. Dia diberi kesempatan untuk mengajar kelas dua. Brad
begitu bersemangat menjalani hari-harinya sebagai seorang guru. Anak-anak
didiknya pun antusias mengikuti pelajarannya. Sementara itu, kehidupan
asmaranya pun berjalan manis. Melalui situs jodoh, Brad bertemu dengan Nancy,
seorang gadis yang menerima Brad apa adanya dengan kekurangan yang dia miliki.
Waktu
berlalu, kerja keras Brad membuahkan hasil yang menakjubkan. Brad mendapatkan
penghargaan Sallie Mae sebagai “Guru Tahun Ini” di antara pendidik baru negara
bagian Georgia. Dia telah membuktikan bahwa Tourette
Syndrome bukan penghalang baginya untuk menggapai impiannya. Tourette Syndrome justru menjadi teman
dan guru terbesarnya dalam hidup. Impian lain yang berhasil dia wujudkan adalah
lulus master, menjadi homer (Atlanta Braves Mascot), dan menikah dengan Nancy.
Sampai saat ini, Brad mengabdikan dirinya sebagai seorang guru dan tinggal di
Atlanta.
Pesan
moral yang terkandung dalam film Front of
the Class antara lain:
·
Belajarlah dari kekurangan; belajar
untuk terus maju, belajar untuk tidak membiarkan hal itu menghentikan langkah
kita, dan belajar untuk tidak membiarkan kekurangan itu menang.
· Jangan pernah membiarkan apapun
menghentikan kita dalam mengejar impian kita dari bekerja, bermain, atau jatuh
cinta.
JJJ
0 komentar:
Posting Komentar